Skip to main content

Hidup (bagian 1)

Untuk Apa Manusia Diciptakan?

Pertanyaan ini tidak bisa dijawab kecuali dengan agama atau keyakinan. Jawaban menurut Al-Qur’an adalah:

1.    Menjadi khalifah (Al-Baqarah:30). Aku tidak paham apa maksud dari khalifah. Tapi bumi dan segala isinya disiapkan/diciptakan untuk manusia: tumbuhan, hewan, isi bumi, dll. Sekaligus sebagai ujian apakah akan adil atau zhalim, menggunakan sewajarnya atau mengeksploitasi.

2.    Beribadah (Adz-Dzariyat:56). Beribadah, mengabdi, atau menghamba, artinya manusia adalah abdi atau hamba dari Allah. Sudah kewajiban seorang hamba melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang tuannya.

Berarti, manusia diciptakan untuk menjadi hamba yang baik, patuh pada tuannya, yaitu Allah.

Bagaimana Harusnya Menjalani Hidup?

Karena manusia diciptakan sebagai hamba, sudah jelas prioritas pertama adalah ibadah. Tidak bisa diganggu gugat. Berarti penjadwalan kegiatan harusnya disela-sela ibadah, bukan ibadah disela-sela kegiatan seperti umumnya sekarang.

Memang mempelajari kebesaran & ciptaan Allah dan menyambut rezeki yang telah disiapkan Allah adalah ibadah. Tapi ibadah pun ada prioritasnya. Ada ibadah yang merupakan tiang agama, yaitu shalat. Jadikan waktu shalat sebagai acuan waktu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.

Tubuh juga harus dijaga karena itu pemberian Allah. Jangan zhalim terhadap tubuh. Jangan sampai melewatkan waktu makan, kurang minum, dan kurang istirahat.

Perbedaan Manusia

Manusia diciptakan berbeda-beda baik fisik, sifat, keterampilan, dan kemampuan. Ada yang dilebihkan daripada yang lain, ada yang justru dikurangkan. Namun manusia juga diberikan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Sudah seharusnya tiap manusia mencari tahu kelebihan dan kekurangannya. Tidak hanya tau, tapi juga memanfaatkan kelebihannya dan berusaha memperbaiki kekurangannya jika itu merupakan yang bisa diperbaiki.

Kekurangan fisik tidak seharusnya diperbaiki atau lebih tepatnya diubah dengan cara operasi wajah, menyambung rambut, atau menyulam alis/bibir karena pemberian itu bukan kekurangan. Kekurangan fisik adalah misal, jantung lemah jadi harus transplantasi atau alat gerak/indera cacat jadi harus memakai alat bantu.

Kekurangan sifat, seperti pemarah, pemurung, dan penyendiri bisa dan harus diubah.

Kekurangan dalam keterampilan sebaiknya dilakukan usaha untuk memperbaiki, karena seringnya kasus kekurangan ini adalah karena jarang diasah.

Sedangkan kekurangan dalam kemampuan, sebut saja berpikir, sepertinya tidak bisa diatur sesuai keinginan. Jadi harus ada pemahaman bahwa setiap orang belum tentu memiliki kemampuan berpikir seperti kita dan tidak bisa memaksa mereka untuk mengerti apa yang kita mengerti dan secepat kita mengerti.

Baca bagian 2...

Comments

Popular posts from this blog

Makin Dekat, Makin Tak Terlihat

Saya pernah bertanya kepada sekumpulan anak sekolah dasar. Mereka bukan sekumpulan anak-anak asing yang ditemui di pinggir laut. Kami sudah saling mengenal selama 3-4 bulan. Waktu itu, di sebuah sekolah yang bersebelahan dengan laut, pertanyaan yang saya ajukan adalah, "Apa perbuatan baik yang baru-baru saja dilakukan orang lain pada kalian, siapa orang itu, dan kapan dia melakukannya?". Dua orang anak menjawab, "Dibelikan es teh, kak. Oleh teman. Dua hari lalu". Kemudian saya tanya lagi, "Bagaimana kalau keluarga, orang tua, mungkin ibu?". Mereka menggaruk-garuk dagu tanda sedang berpikir. Hening beberapa saat. Mereka mengangguk setuju setelah saya bilang, "Bukan kah sarapan tadi atau tadi malam kalian dibuatkan makanan? Atau pagi tadi dibangunkan untuk sholat Shubuh?" Begitulah manusia, terbiasa mengelukan kebaikan yang sesekali dilakukan orang lain dan meremehkan kebaikan yang sering dilakukan orang terdekat. Tidak peduli seberapa keci

Pemimpin atau Dikorbankan?

Apakah kalian pernah diberikan amanah atau tanggung jawab terlebih di organisasi atau komunitas? Menjadi penanggung jawab program kerja misalnya, atau kepala bidang, atau bahkan sebagai pimpinan organisasi/komunitas itu sendiri? Pada awalnya pasti ada rasa bangga dipercaya untuk bertanggung jawab atas sesuatu, "Tanggung jawab ini akan sangat bermanfaat untuk melatih kepemimpinan ku yang akan menunjang kehidupan ku di masa depan. Dalam hal profesional dan karir, misalnya" dan hal-hal positif, yang sebenarnya memang positif, lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, kamu melihat orang-orang mulai pergi. Mereka menolak saat diberi pekerjaan, tidak datang di agenda kumpul atau rapat, bahkan tidak merespon saat dikontak lewat pesan singkat. Kamu mulai berpikir, "Kenapa rasanya hanya saya yang mengusahakan ini? Kenapa rasanya hanya saya yang tidak bisa benar-benar meninggalkan tanggung jawab ini? Kenapa mereka ringan sekali pergi meninggalkan tanggung jawab? Apakah say

ON THE FLOATING PATHWAYS

(oleh: MadCrafter) when the line is straight as an arrow when the path keeps getting narrow all i feel is the tempt getting stronger who am i to blame? who am i to flame? if a man sense became intractable  i have dealt with thousands rapture only to dealt with thousands more when the breeze of the sea struck my sight only your warmth pierce my frozen heart I swear by the name who lies above only your voices echoed through my thought is it a sin to love a betrothed maiden? it is a sin to love another lover love Keep those hope away from your presence Adoring your existence is one of my pleasure so i praise the sky, the moon, the sun, the earth for this humble wordsmith to befriended with an angel and i hope to see another day with you on the straight path