Skip to main content

Keinginan Belajar dan Ambisi

Kisah tentang seorang teman, lagi, yang di perkuliahannya mencoba menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang lebih mudah/hanya bisa didapatkan jika menyandang status mahasiswa, khususnya yang tersedia di kampus.

Ia tergabung dalam organisasi mahasiswa eksternal yang cenderungnya bergerak di bidang politik. Pada periode kepengurusan setelah terdaftar, ia diminta menjadi staf divisi dan pada kepengurusan berikutnya diminta menjadi ketua untuk divisi yang sama.

Kemudian dia juga mengikuti tim riset robotika. Tim riset ini aktivitasnya adalah mengikuti lomba. Dengan kebutuhan, instruksi, dan batasan dari lomba yang spesifik, maka dilakukan riset terkait hal-hal itu. Di sini, dia pernah menjadi tim inti untuk suatu lomba dan penanggung jawab untuk rekrutmen anggota baru.

Tak hanya itu, ia juga mencicipi organisasi-organisasi mahasiswa internal yang bergerak di bidang keagamaan juga legislatif, tingkat jurusan dan kampus. Di organisasi keagamaan, walau sebelumnya tidak tergabung, tapi kepengurusan saat itu memintanya untuk bergabung dan diamanahi sebagai staf ahli divisi. Di legislatif jurusan ia menjadi sekretaris sedangkan di legislatif kampus sebagai senat mahasiswa jurusannya.

Dari organisasi-organisasi di atas, ada yang dijalankan anggotanya dengan sangat niat, cukup niat, dan kurang niat. Terlepas dari hal itu, beberapa dari mereka ada yang bisa lebih berkembang, bahkan pesat, dibanding teman saya itu atau anggota yang lain. Hal ini sempat dan masih membuat dia minder atau berada pada tempat yang kurang tepat.

Ia sebagai orang yang suka mencari-cari alasan pun mencari, kenapa orang-orang itu bisa lebih hebat dari yang lain. Menurutnya, tanpa bicara usaha, pengalaman sebelumnya, atau alokasi waktu mereka yang jelas lebih, yang ia perhatikan beda dari cara mereka melakukan dengan caranya melakukan adalah bagaimana mereka berambisi dalam hal tersebut.

Ia yang tanpa ambisi, hanya bermodalkan penasaran dan ingin tahu, tidak mendapatkan lebih banyak dan jauh kecuali dari pekerjaan yang ditugaskan padanya.  Sedangkan mereka yang memiliki ambisi, itulah yang menyalakan semangat untuk berusaha lebih, mengalokasikan waktu lebih banyak, serta mencari lebih jauh dan dalam.

"Oleh karena itu, 'keinginan belajar' yang selama ini dijadikan syarat untuk bergabung ke dalam sesuatu, ternyata tidak cukup untuk mengambil lebih banyak manfaat. Jika ingin memaksimalkan manfaat yang diambil dari sesuatu tersebut, maka kamu perlu ambisi, karena itulah yang akan menyalakan semangat mu", katanya.

Comments

Popular posts from this blog

Makin Dekat, Makin Tak Terlihat

Saya pernah bertanya kepada sekumpulan anak sekolah dasar. Mereka bukan sekumpulan anak-anak asing yang ditemui di pinggir laut. Kami sudah saling mengenal selama 3-4 bulan. Waktu itu, di sebuah sekolah yang bersebelahan dengan laut, pertanyaan yang saya ajukan adalah, "Apa perbuatan baik yang baru-baru saja dilakukan orang lain pada kalian, siapa orang itu, dan kapan dia melakukannya?". Dua orang anak menjawab, "Dibelikan es teh, kak. Oleh teman. Dua hari lalu". Kemudian saya tanya lagi, "Bagaimana kalau keluarga, orang tua, mungkin ibu?". Mereka menggaruk-garuk dagu tanda sedang berpikir. Hening beberapa saat. Mereka mengangguk setuju setelah saya bilang, "Bukan kah sarapan tadi atau tadi malam kalian dibuatkan makanan? Atau pagi tadi dibangunkan untuk sholat Shubuh?" Begitulah manusia, terbiasa mengelukan kebaikan yang sesekali dilakukan orang lain dan meremehkan kebaikan yang sering dilakukan orang terdekat. Tidak peduli seberapa keci

Pemimpin atau Dikorbankan?

Apakah kalian pernah diberikan amanah atau tanggung jawab terlebih di organisasi atau komunitas? Menjadi penanggung jawab program kerja misalnya, atau kepala bidang, atau bahkan sebagai pimpinan organisasi/komunitas itu sendiri? Pada awalnya pasti ada rasa bangga dipercaya untuk bertanggung jawab atas sesuatu, "Tanggung jawab ini akan sangat bermanfaat untuk melatih kepemimpinan ku yang akan menunjang kehidupan ku di masa depan. Dalam hal profesional dan karir, misalnya" dan hal-hal positif, yang sebenarnya memang positif, lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, kamu melihat orang-orang mulai pergi. Mereka menolak saat diberi pekerjaan, tidak datang di agenda kumpul atau rapat, bahkan tidak merespon saat dikontak lewat pesan singkat. Kamu mulai berpikir, "Kenapa rasanya hanya saya yang mengusahakan ini? Kenapa rasanya hanya saya yang tidak bisa benar-benar meninggalkan tanggung jawab ini? Kenapa mereka ringan sekali pergi meninggalkan tanggung jawab? Apakah say

ON THE FLOATING PATHWAYS

(oleh: MadCrafter) when the line is straight as an arrow when the path keeps getting narrow all i feel is the tempt getting stronger who am i to blame? who am i to flame? if a man sense became intractable  i have dealt with thousands rapture only to dealt with thousands more when the breeze of the sea struck my sight only your warmth pierce my frozen heart I swear by the name who lies above only your voices echoed through my thought is it a sin to love a betrothed maiden? it is a sin to love another lover love Keep those hope away from your presence Adoring your existence is one of my pleasure so i praise the sky, the moon, the sun, the earth for this humble wordsmith to befriended with an angel and i hope to see another day with you on the straight path