Skip to main content

MENJAGA KEHARMONISAN KELUARGA

(oleh: Poet)

Menjadi suami atau istri, dan menjadi orangtua, tidak ada sekolahnya. Tidak ada ijazahnya. Tetapi di dalam Al-Qur'an dan hadits, sudah sangat lengkap panduannya. Manual book from the Creator is perfect.

Membangun sebuah keluarga, tidaklah dengan sekejap mata. Ada prosesnya. Dimulai dari perbaikan diri, pemilihan pasangan hidup, prosesi pra-nikah, prosesi walimah, dan yg paling menantang adalah proses pasca pernikahan itu sendiri.

Mayoritas orang berpendapat bahwa pernikahan adalah akhir segalanya, padahal justru pernikahan adalah awal segalanya. Itulah sebab mengapa Rasulullah SAW bersabda, bahwa pernikahan itu menggenapkan separuh agama.

Banyak orang bela-belain mempersiapkan acara pernikahan yang WAH, sampai rela berhutang, tetapi melalaikan persiapan mental dan kehidupan setelah pernikahan. Akibatnya, baru hitungan hari, sudah pada cerai.

Pernikahan itu ibadah. Bertahan dalam pernikahan itu perjuangan. Banyak kesempatan beramal sholih dalam pernikahan.

Jadi, apa yg membuat pernikahan itu bisa bertahan? Lebih tepatnya, alasan yang membuat kita mempertahankan pernikahan?

1. Menyadari bahwa pernikahan itu adalah ibadah.
Banyak peluang amal sholih buat suami dan istri dalam berumah tangga.      

2. Ingat kembali visi misi pernikahan kita.
Kalau tidak punya, ingat visi misi pribadi deh... kenapa saya menikah, kenapa menikah dengannya, saya sadar kan waktu menikah dengannya? Ga pas pingsan?

3. Sadari bahwa kualitas diri kita berbanding lurus dengan kualitas diri pasangan.
Bukankah dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa, wanita yg baik untuk lelaki yg baik, dan begitupun sebaliknya...?

Jadi, sebelum menuntut pasangan harus A, B, C... yuk, kita instrospeksi dulu... mungkin, ada yg terlewat

4. Pisahkan masalah.
Ada masalah yg memang antara kamu dan aku. Ada masalah antara aku dan mereka, atau kamu dan mereka.

Pilah yg mana masalah keluarga inti, yg mana masalah keluarga besar. Jangan disangkutpautkan. Dengan memetakan masalah, InsyaAllah sudah setengah jalan dalam penyelesaian.

5. Pisahkan antara emosi dan kenyataan.
Maksudnya, kita harus pandai menempatkan emosi. Rasionalitas tetap harus diusahakan. Berat memang, tapi harus dilatih.

Bila dapat komplain dari suami, sayurnya terlalu asin, atau nasi gorengnya banjir, jangan emosi dulu hadapi realita...
Kalau memang sayurnya kebanyakan garam, atau nasi goreng kebanyakan minyak, jangan mengelak. Hadapi kenyataan, meskipun pahit, hehehe

6. Semua hal, komunikasikan.
Penyebab pertama perceraian adalah komunikasi yg terhambat, Sehingga mengakibatkan perselingkuhan (jadi no.1 penyebab perceraian adalah perselingkuhan...).

Semua hal, kl bisa dikomunikasikan. Urusan kasur, sumur, dapur, uang, dsb. No secret between us (kalau bisa). Berjalan seiring waktu, semua akan terbuka kok...

7. Kembalikan semuanya kepada Allah Swt, yg Maha Pembolak-balik Hati.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 286, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Ia mendapat pahala dari (kebajikan) yang diusahakannya, dan mendapat siksa dari (kejahatan) yang dikerjakannya."

"Sesuatu yg menurutmu baik, belum tentu baik untukmu. Sesuatu yg menurutmu buruk, belum tentu buruk untukmu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui."

Semoga kita selalu diberikan kekuatan dan kemampuan oleh Allah Swt dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Jangan pernah menyerah dalam menghadapi masalah.

"That which does not kill us, makes us stronger" (Friedrich Nietzsche, German philosopher).

Selamat berjuang!!!

Comments

Popular posts from this blog

ON THE FLOATING PATHWAYS

(oleh: MadCrafter) when the line is straight as an arrow when the path keeps getting narrow all i feel is the tempt getting stronger who am i to blame? who am i to flame? if a man sense became intractable  i have dealt with thousands rapture only to dealt with thousands more when the breeze of the sea struck my sight only your warmth pierce my frozen heart I swear by the name who lies above only your voices echoed through my thought is it a sin to love a betrothed maiden? it is a sin to love another lover love Keep those hope away from your presence Adoring your existence is one of my pleasure so i praise the sky, the moon, the sun, the earth for this humble wordsmith to befriended with an angel and i hope to see another day with you on the straight path

Mimpi

Semua orang pasti memiliki mimpi. Mimpi di sini maksudnya adalah mimpi keinginan yang dipikirkan atau diangankan saat sedang bangun dan bukannya mimpi bunga tidur yang muncul saat sedang tidur. Mimpi ini bisa dalam bentuk apa saja. Namun biasanya berbentuk pencapaian. Ingin bersekolah di sekolah favorit, ingin bekerja di perusahaan bonafide, ingin harta yang banyak, ingin pasangan yang rupawan, ingin ini ingin itu banyak sekali . Mimpi adalah lokasi tujuan, yang untuk bisa mencapainya perlu melewati jalur tertentu. Akan tetapi, jalur tertentu tersebut tidak hanya satu. Seperti kata sebuah pepatah, “ Banyak jalan menuju Roma ” tapi setidaknya jalan yang harus dilalui adalah jalan untuk ke Roma, bukan jalan ke Milan. Banyak orang yang menginginkan ke Roma, tapi rute yang mereka lalui bukan untuk ke Roma, malah ke tempat lain. Dalam konteks mimpi, mereka menginginkan sesuatu tapi tidak melewati jalan untuk mendapat sesuatu itu. Jika seperti itu, apakah mereka benar-benar mengi

Pemimpin atau Dikorbankan?

Apakah kalian pernah diberikan amanah atau tanggung jawab terlebih di organisasi atau komunitas? Menjadi penanggung jawab program kerja misalnya, atau kepala bidang, atau bahkan sebagai pimpinan organisasi/komunitas itu sendiri? Pada awalnya pasti ada rasa bangga dipercaya untuk bertanggung jawab atas sesuatu, "Tanggung jawab ini akan sangat bermanfaat untuk melatih kepemimpinan ku yang akan menunjang kehidupan ku di masa depan. Dalam hal profesional dan karir, misalnya" dan hal-hal positif, yang sebenarnya memang positif, lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, kamu melihat orang-orang mulai pergi. Mereka menolak saat diberi pekerjaan, tidak datang di agenda kumpul atau rapat, bahkan tidak merespon saat dikontak lewat pesan singkat. Kamu mulai berpikir, "Kenapa rasanya hanya saya yang mengusahakan ini? Kenapa rasanya hanya saya yang tidak bisa benar-benar meninggalkan tanggung jawab ini? Kenapa mereka ringan sekali pergi meninggalkan tanggung jawab? Apakah say