Skip to main content

Posts

Laki-laki Terdistraksi

Menyikapi momen berkumpul, setiap orang memang berbeda. Ada yang suka, ada yang tidak suka. Baik itu momen yang kesannya "wajib" seperti lebaran atau yang lebih santai seperti nongkrong. Tapi, satu hal yang pasti dalam berkumpul adalah adanya informasi. Informasi yang beredar dalam obrolan saat berkumpul tersebut pun beragam dengan kedalaman yang berbeda pula, tergantung kedekatan mu dengan sumber atau pembawa informasi tersebut. Pembahasan yang ada di permukaan biasanya membahas hal-hal yang terlihat atau informasi umum, seperti sekolah atau pekerjaan. Pembahasan yang lebih dalam dapat membahas topik-topik berat, politik atau agama, atau yang sifatnya personal: opini, emosi, atau keluarga. Cerita terkait keluarga ini juga beragam, tapi tidak jarang yang bercerita tentang laki-laki dalam rumah tangga tersebut yang tidak fokus. Seorang suami yang harusnya menjadi pemimpin rumah tangga, seorang ayah yang harusnya menjadi kepala keluarga, tidak fokus, terdistraksi. Ben
Recent posts

Pemimpin atau Dikorbankan?

Apakah kalian pernah diberikan amanah atau tanggung jawab terlebih di organisasi atau komunitas? Menjadi penanggung jawab program kerja misalnya, atau kepala bidang, atau bahkan sebagai pimpinan organisasi/komunitas itu sendiri? Pada awalnya pasti ada rasa bangga dipercaya untuk bertanggung jawab atas sesuatu, "Tanggung jawab ini akan sangat bermanfaat untuk melatih kepemimpinan ku yang akan menunjang kehidupan ku di masa depan. Dalam hal profesional dan karir, misalnya" dan hal positif, yang sebenarnya memang positif, lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, kamu melihat bahwa orang-orang mulai pergi. Mereka menolak saat diberi pekerjaan, tidak datang di agenda kumpul atau rapat, bahkan tidak merespon saat dikontak lewat chat . Kamu mulai berpikir, "Kenapa rasanya hanya saya yang mengusahakan ini? Kenapa rasanya hanya saya yang tidak bisa benar-benar meninggalkan tanggung jawab ini? Kenapa mereka ringan sekali pergi meninggalkan tanggung jawab? Apakah aku pemim

Manusia Bisa Jadi Tuhan dengan Pengetahuan?

"Menurut mu, dengan pengetahuan, apakah manusia bisa jadi tuhan?", bunyi sebuah pesan yang dikirimkan oleh teman saya. Saya heran, bagaimana dia bisa berpikir seperti itu. Dia membawakan argumen tentang sebuah teknologi dalam pengembangan yang teorinya bisa menghubungkan memori atau pikiran semua orang yang memakainya. Terdengar meyakinkan memang, kemajuan pesat sains selalu membuat kita terpana. Tapi, apakah dengan begitu manusia sudah bisa menjadi tuhan? Untuk menjawab pertanyaan ini sederhana saja, kita definisikan dulu apa itu tuhan. Jika definisi tuhan adalah sang pencipta, maha segalanya, jelas tidak akan bisa manusia mencapai hal itu. Namun, jika definisi tuhan hanyalah maha tau, mungkin bisa saja disebut manusia bisa menjadi tuhan. Tapi apakah manusia benar-benar bisa menjadi maha tau? Meski semua manusia saling berbagi pengetahuan saat ini, ditambah pengetahuan-pengetahuan dari masa lalu, dan dilengkapi dengan kemampuan untuk memprediksi masa depan, akan sela